Minggu, 06 Mei 2012

MEMAHAMI EMPAT ISTRI  
(SEBUAH RENUNGAN)
Istri saya ada empat. Ini yang tidak banyak diketahui orang banyak. Tak apa... bukan itu intinya. Intinya adalah kejadian berikut ini, ketika saya menanyakan loyalitas mereka pada saya satu persatu. Saya tidak yakin semua istri saya adalah orang yang setia dengan saya. Atas dasar itulah kemudian saya tanya mereka satu persatu.
Saya urut dari yang paling akhir, dengan satu pertanyaan saja: "andai aku mati, sampai kemana kau akan mengantarku?"
Istri keempat saya menjawab: "saya hanya bisa mengantar kanda sampai pagar rumah saja..." menyedihkan...! Tapi tak apalah. Itu sebuah jawaban yang jujur darinya.
Lalu istri ketiga saya menjawab: "saya akan antarkan kanda sampai ke pemakaman, dan setelahnya aku pulang kembali ke rumah.." lumayan setia dibanding istri keempatku.
Kemudian istri kedua membuatku terharu, ia menjawab: "aku akan ikut abang dalam liang lahat, aku mau ikut dikubur bersama abang...." Oh, betapa trenyuhnya hatiku.
Dan yang lebih membuatku trenyuh adalah jawaban istri pertamaku: "aku akan mengantarkan abang menghadap Sang Khaliq Illahi Robbi......" cukup mebuatku tercengang atas kesetiaan istriku yang pertama ini.
Kita semua sesungguhnya mempunya istri empat. Tak hanya saya saja.
Istri keempat itu adalah harta benda, inilah sebuah gambaran dalam realitas sosial bahwa istri yang ke empat ini biasanya digambarkan dengan seorang wanita yang masih muda belia, cantik, menggiurkan, seluruh manusia mendambakan untuk mendapatkannya. Kadangkala malam jadi siang. Kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki untuk mengusahakannya. Tentu setelah direnungkan, sewaktu jasad kita meninggalkan rumah, ternyata kesetian istri ke-empat (harta benda) ini hanya sampai di depan rumah (pagar)saja, nah inilah kesetiaan harta benda yang kita perjuangkan selama hidup kita.
Istri ketiga adalah keluarga, sanak-famili dan handai taulan serta teman-teman.Pada saat kita masih berada di sisi mereka, mereka ini adalah orang-orang yang setia sekali menemani kita. Istri/Suami yang dulul mengatakan bahwa akan sehidup semati namun pada kenyataan setelah kita wafat/meninggal, mereka akan datang dalam pemakaman kita, dan setelahnya mereka akan kembali dan tenggelam dalam rutinitas duniawi mereka. Entah mau mengingat kalian yang terbaring sendiri di gelapnya kubur atau tidak.
Dan istri kedua adalah jasad yang kalian miliki. Jasad kita yang dulu disanjung-sanjung karena kecantikan atau kegantengannya, atau kekuatannya, namun kini setelah jasad itu terbujur kaku maka kemudian jasad inipun ikut dikuburkan dengan kita. Jasad yang dahulu menjadi wadah kita untuk hidup, kini yang menemani jasad kita adalah ulat dan kemudian habis ditelan cacing.
Terakhir adalah istri pertama yakni amal ibadah dan amal kebajikan kita. Inilah istri yang akan mengantarkan kita dengan sangat setia menghadap Sang Khaliq, Allah SWT... Ringkasnya, kembalilah setia pada istri pertama pertama, karena dialah istri yang paling setia. Tentu saja, tanpa harus mengkhianati istri-istri yang lain. Merekapun perlu dijaga karena sudah menjadi tangung jawab kita.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita untuk terus melakukan kebaikan dimana dan kapanpun. Wassalam.

0 komentar:

Posting Komentar