Sejenak Santai

Sejenak santai setelah jalankan kewajiban,lalu di abadikan oleh Agha.

Serah Terima Jabatan

Regenerasi sangat diperlukan dalam rangka untuk memperbaharui semangat dalam bekerja dan memperbaiki keadaan.

Seorang Pendamping Hidup

Seorang pendamping hidup yang selalu setia mendampingi suaminya demi menunjang aktifitas dan kegiatan suaminya.

Bersantai Sejenak

Melepaskan kegalauan hati sejenak dari kegiatan rutin dalam rangka untuk kembali merefresh hati (jiwa) dan raga sehingga dapat melaksanakan tugas kembali dengan baik.

Kenangan-Kenangan

Berpoto sejenak sebagai bukti diri di Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pengabdian

Sedang menjalankan pengabdian pada Masyarakat di sebuah desa Kuliah Kerja Nyata.

Sabtu, 11 Agustus 2012

TUGAS B.INGGRIS I (SATU) SMESTER PENDEK 2012

TUGAS BAHASA INGGRIS I  SMESTER PENDEK
JENIS TUGAS : KELOMPOK
PROGRAM STUDY EI DAN AS
STAIN JURAI SIWO METRO
TAHUN 2012

A..NOUN
a.Concrete noun
b.Common Noun,
c.Proper Noun,
d.Collective Noun,
e.Material Noun,
f.Countable Noun,
g.Abstract Noun,
h.Gender( Masculine Gender, Feminine Gender, Common Gender, Neuter Gender)
i.Exercise
    1.Riski Setiawan
    2.Dedy Aryadi    

B .PRONOUN
a.Personal Pronoun
b.Demonstrative Pronoun
d.Relative Pronoun
e.Interrogative Pronoun
f.Replexive Pronoun
g.Reciprocal pronoun
h.Indefinite Pronoun
i.Exercise
    1. Ade Lindasari
    2. Adi Saputro

C.ADJECTIVE
a.Adjective of Quality
b.Adjective of Quantity
c.Adjective of Numeral
d.Interrogative Adjective
e.Demonstrative Adjective
f.Distributive Adjective
g.Possessive Adjective
h.Proper Adjective
i.Exercise
    1.Afendi
    2.Ahmad Fauzul Hanif

D.VERB
a.Auxiliary Verb
b.Transitive Verb
c.Intransitive Verb
d.Regular Verb
e.Irregular Verb
f.Noun use as Verb
g.Exercise
    1.Apriani Nurhidayah
    2.Desya Septi Rahmawati

E.PREPOSITION
(To, in, into, at, on, up, upon, over, above, under, below, down, out, out of, of, off, near, with, within, without, by, before, in front of, after, behind, at the back of, till/until, upto, from, for, during, beside, besides, across, beyond, since, about, along, among, between, while, through, toward, according to, instead of, round, around, except)
*Masing-masing diberi contoh dalam 2 kalimat
Exercise
    1.Dewi Murtisari
    2.Dwi Lestari

F. ADVERB
a.Simple Adverb (Time, Place, Number, Manner/Quality, Quantity)
b.Interrogative Adverb
c.Relative Adverb
d.Exercise
     1.Dwi Haryadi
     2.Elly Ismawati

G .CONJUNCTION      a.Co-Ordinating Conjunction
     b.Sub-ordinating Conjunction
      c.Exercise
      1.Martia Eka Saputri
      2.M.Kholiqul Hamdi

H. INTERJECTION and QUESTION
WORD “WH” (What, Who, Where, Whence, When, Why, How, How Many, How Much, With Whom, What Time, What for, By What)**Masing-masing diberi contoh dalam 2 kalimat lengkap.
Beri Latihan (Exercise).   
1.Novia Kusumawati
2.Suci Fitriani  


I .SENTENCE
a.Part of Sentence (Subject, Predicate, Object, Compliment)
b.Kinds Of Sentences (Negative Sentence, Interrogative Sentence, Negative Interrogative Sentence, Positive Sentence, Passive Semtence, Imperrrative Sentence)
     1.    Arif Satrio Wibowo
     2.    Dwi Angga Desfita
     3.    Rasyid Akbar Suryawan
     4.    Dwi Wahyudi    

J.GERUND
a.Gerund as Subject
b.Gerund as Object of Transitive Verb
c.Gerund as Object of preposition
d.Gerund after Article
f.Gerund after Demonstrative Adjective
g.Gerund after Possessive Adjective
h.Gerund after some verbs
i.Gerund after some expression
j.Beri Latihan (Exercise ) 

1.Fiktaj Praditiatama
2.Agus Fadilah S
3.Novi Yanti   


K .ACTIVE AND PASSIVE VOICE
a.Simple Present Tense
b.Simple Present Continuous Tense
c.Present Perfect Tense
c. Past Tense
d.Past Continuous  Tense
e.Past Perfect Tense
f.Future Tense
g.Future Perfect Tense
h.Modal+be+Verb III (Past Participle)
i.Modal + be+ Verb III (Past Participle)
j.Exercise

    1.Joni Affandi    2.Wiwit Yulianti      3.M.Tafsirul Ikhwan 
   
L. Penggunaan Have dan Has    1.AbuZar Alghifari        2.Muchsin     

PETUNJUK :
 (Jenis Tugas : Resume Pokok-Pokok Materi Di atas)
1.TUGAS DI KETIK DENGAN                    : KOMPUTER
2.JENIS PONT/HURUF YANG DI PAKAI  : Bookman Old Style
3.BESAR PONT/HURUF YANG DIPAKAI  : 11
4.MARGIN      : {KIRI : 3 CM, KANAN : 2,5 CM, ATAS : 3 CM, BAWAH : 2,5 CM.}
5.SPASI            : 1,5 line/CM.
6.JENIS KERTAS    : KWARTO/LETTER [ 21.5 X 27 CM ]
7.TANGGAL PENYERAHAN : Paling Lambat : 3 September 2012 (JAM : 16.00 WIB)
8.TEMPAT PENYERAHAN : GEDUNG DOSEN LANTAI II (DRS.H.M.SALEH.MA)
9.Tugas setiap kelompok diserahkan  dalam bentuk print out sebanyak 1 (satu) exp., tanpa disampul plastic, kepada Dosen Pembimbing.
10.Kemudian  Seluruh Tugas Kelompok tsb., di copy/ dikirimkan ke e-mail dosen : m_salehstain@yahoo.com
11.Banyak lembar tugas tidak kurang dari 10  lembar dan tidak lebih dari 25 lembar.

12.Buku-Buku Rujukan :
a.English Grammar (Tata Bahasa Inggris Lengkap) oleh: SAM A Susanto dan Mahfan, SPd
b.Acurate Brief and Clear English Grammar Pembahsan Lengkap Tata Bahasa Inggris  oleh : Drs.John S Hartono, Drs. S.Koentjoro, Drs. Manaf Asmoro Seputro
c.Basic English Grammar oleh Betty Schrampfer Azar
d.Understanding and Using English Grammar oleh Betty Schrampfer Azar
e.Fundamentals of English Grammmar oleh Betty Schrampfer Azar
f.English Grammar in Use A Refrence and Practice Book for Intermediate Student oleh Raymond Murphy
g.Dan buku lainnya yang sesuai dengan pokok-pokok Materi di atas.

Sabtu, 09 Juni 2012

AKHLAK SUAMI ISTRI DALAM ISLAM

AKHLAK SUAMI ISTRI DALAM ISLAM Oleh: Ali Akbar bin Agil PROF. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki, ulama besar dari kota Makkah, dalam bukunya Adabul Islam Fi Nidzaamil Usrah, mengetengahkan adab, etika, dan akhlak pasangan suami-istri dalam berkeluarga. Dalam bukunya dijelaskan tentang pentingnya akhlak pergaulan baik dari pihak suami maupun istri. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dan keharusan untuk menjadikan akhlak rumah tangga nabi sebagai pedoman paripurna. BAGI SANG SUAMI Hal pertama yang wajib diketahui dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan kelembutan. Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman; وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً “Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah,“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku.” Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar. Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi gagal memperlakukan keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat. Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami yang tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa sayangnya kepada istri. Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami dalam mengurusi para istrinya. Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim). Contoh seorang suami yang penyayang lainnya dapat kita simak dari kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra. Beliau yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya dalam mengahadapi kemungkaran, pernah berkata saat didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup keras. Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita), selain orang yang mulia dan tidak ada yang merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti. Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.” Umar meneruskan nasihatnya, “Wahai Saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencuci baju-bajuku. Sebesar apapun kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.” Keempat, seorang suami hendaknya mampu mencandainya. Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa. Suami yang ingin menunaikan hak-hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra. Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk istrinya. Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally Intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disciplined, Responsible, Socially Skilled Child, menyinggung fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita. “Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya.” Menyisipkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, dimaksudkan untuk menjaga agar kita tetap dalam kerangka berpikir optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang bisa membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudul Cara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ. AKHLAK SANG ISTRI Adapun kewajiban bagi pihak istri adalah tidak akan membebani suaminya dengan hal-hal yang tidak sanggup ia kerjakan dan tidak menuntut sesuatu yang lebih dari kebutuhan. Sikap ini dapat menjadi bantuan untuk suami dalam urusan finansial. Akhlak pertama bagi pihak istri.Alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa qana`ah, cermat dalam membelanjakan harta demi mencukupi suami dan anak-anaknya. Dahulu kala, para wanita kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari memperoleh harta yang tidak halal. Kami akan sanggup menahan rasa lapar namun kami tak akan pernah sanggup merasakan siksa api neraka.” Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada suaminya, mendahulukan hak suami sebelum hak dirinya dan kerabat-kerabatnya. Termasuk dalam masalah taat kepada suami adalah berlaku baik pada ibu mertua. Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak, hendaknya mendidik mereka dengan pendidikan yang baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan mereka dengan doa yang baik pula. Semuanya itu merupakan implementasi bakti istri kepada suaminya. Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak mengadukan urusan rumah tangga dan mengungkit-ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit hati dalam pelbagai forum. Hal yang sering terjadi pada diri seorang wanita yaitu menceritakan keadaan buruk yang pernah menimpanya kepada orang lain. Seakan dengan menceritakan masalah yang melilit dirinya urusan akan terselesaikan. Namun yang terjadi sebaliknya, keburukan dan aib keluarga justru menjadi konsumsi orang banyak, nama baik suami dan keluarga terpuruk, dan jalan keluar tak kunjung ditemukan. Bentuk adab kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari suami. Mengenai hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda, “Hendaknya seorang wanita (istri) tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan seizin suami. Jika ia tetap melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat atau kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Ibnu `Asakir dari Abdullah bin Umar). Demikian halnya dalam masalah ibadah non-wajib seperti puasa sunnah, hendaknya seorang istri tidak melakukannya kecuali setelah suami memberi izin. Betapa indah kehidupan pasangan suami-istri yang menjadikan rumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam sebagai titik singgung dalam menghidupkan hubungan harmonis. Tidak ada yang sempurna dari pribadi pria sebagai suami dan wanita sebagai istri. Kelebihan dan kekurangan pasti adanya. Suami-istri yang sadar antara hak dan kewajibannya akan melahirkan generasi penerus kehidupan manusia yang saleh, pribadi bertakwa, dan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama. Membina rumah tangga bahagia perlu keterampilan, kepandaian, dan kebijakan pengelolalnya. Masing-masing pasangan dituntut untuk pandai dan bijak mengelola rumah tangga keduanya, pandai dan bijak mengelola hubungan dengan buah hati mereka, pandai dan bijak mengatur waktu antara bekerja dan bercengkrama dengan pasangannya, pandai dan bijak mengelola keuangannya, bahkan pandai dan bijak mengelola cintanya.

Kamis, 31 Mei 2012

JURUS ANTI GALAU

JURUS ANTI GALAU GALAU adalah sebuah kata yang akhir-akhir ini semakin populer terutama dikalangan anak mmuda bangsa ini. Kata ini digunakan sebagai ungkapan seseorang yang tengah dilanda rasa gelisah,cemas, suntuk, kepedihan dan kesedihan serta perasaan-perasaan tak enak lain yang ada di dalam jiwanya. Ungkapan ini sering sekali disebutkan oleh seseorang dan kadang tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan bahwa dirinya sedang galau atau kacau. Ungkapan ini menjangkiti tidak seaja kalangan muda tapi juga sudah hampir seluruh orang, baik di kalangan pejabat, pegawai, buruh, pengangguran, kaya, miskin, tua, muda, pelajar ataupun santri ikut pula menyemarakkan dan mempopulerkan ungkapan ini sehingga menjadi sangat masyhur di negeri kita ini. Sesungguhnya rasa resah, gelisah (galau) ini akan terus dirasakan dan akan menjadi beban psikologis yang cukup berat jika tidak cepat dicari solusinya yang tepat.Semakin ia dibiarkan bersemayam dalam hati seseorang dan tidak dicarikan solusinya maka tidak menutup kemungkinan depresi dan stress akan hinggap dalam diri seseorang.Hal ini akibat persoalan hidup terutama soal/keadaan ekonomi yang semakin tak menentu, harga barang-barang semakin tak terkendali, persoalan politik yang tak menentu, persoalan sosial lainnya yang menuntut kearifan untuk menghadapinya. Persoalan-persoalan di atas menyebakan pada terjebaknya seseorang dalam kesibukkan dan rutinitas yang kadang agak susah untuk keluar dari persoalan itu. Dan ketika sampai pada puncak kejenuhan yang tinggi maka seseorang dapat saja mengambil langkah pragmatis dalam penyelesaian problema hidup. Pada dasarnya, manusia adalah sosok makhluk yang lemah dan bergelimang dosa. Wajar jika disebut sebagai makhluk yang paling sering dilanda kecemasan, apalagi ketika dihadapkan pada permasalahan hidup. Inilah fitrah bagi setiap insan yang memiliki akal pikiran dan tidak perlu dirisaukan karena Allah Subhanahu Wata’ala telah menyiapkan penawarnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala di dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat ke 28 yang artinya : الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.” Orang yang senantiasa mengingat Allah SWT dalam segala hal yang dikerjakannya, tentu akan memiliki dorongan positif pada diri dan jiwanya. Karena dengan mengingat Allah SWT dalam menghadapi segala persoalan, pikirannya akan jernih dan bijak serta jiwanya diselimuti ketenangan dan ketentraman. Dan sudah merupakan janji Allah SWT, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketentraman-ketentraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya. Ayat-ayat Penawar Rasa Galau Ayat pertama, berserah diri kepada Allah SWT. Kita sangat dituntut untuk memiliki semangat bekerja keras, namun apapun hasilnya harus diserahkan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“ (QS: al Insyirah: 7-8). Dengan berserah diri kepada Allah, sesorang akan melakukan apapun dengan ketenangan dan kenyamanan bathin karena ada jaminan Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa memelihara ciptaan-Nya. Allah SWT berfirman: وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaaq : 3). Ayat kedua, bersabar karena Allah. Bersabar disini bukan berarti menunggu dan pasrah begitu saja, sabar dalam artian menerima takdir Allah sebagai yang terbaik dan senantiasa mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik pula. Allah menegaskan di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat ke 200 yang artinya: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِر واْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, supaya kamu beruntung.” Dan sesungguhnya dengan bersabar Allah sedang menyertai kita. Bukankah suatu kemuliaan bagi manusia jika sang Maha Pencipta sudi menyertai hidupnya? Inilah janji Allah dalam firman-Nya; يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣ “Wahai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan dengan cara bersabar dan melakukan shalat, Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153). Ayat ketiga, berteguh hati dan fikiran. Flash-back terkait makna ‘galau’ jika dipahami keresahan hati, maka kita sebagai umat Islam harus memiliki keteguhan hati dan fikiran bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah mengatur semesta alam ini. Jadi, tidak ada lagi kebimbangan mau jadi apa dan kemana masa depan kita, yang penting lakukanlah apa yang terbaik yang dapat dilakukan. Berikut Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah Subhanahu Wata’ala) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105) Ayat keempat, Jangan mudah bersedih. Sebagai umat Islam, kita harus merasa beruntung dalam berbagai hal kehidupan. Karena Islam telah merangkum aturan hidup manusia hingga akhir zaman, dan tidak sepatutnya seorang hamba Allah Subhanahu Wata’ala bersedih kecuali sedih karena dosanya. Allah Subhanahu Wata’ala memotivasi kita dalam firman-Nya; لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala bersama kami.” (QS. At Taubah: 40) Ayat kelima, menghadap Allah Subhanahu Wata’ala. Adukanlah semua permasalahan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena pasti Allah Subhanahu Wata’ala mempunyai semua solusinya. Sangat wajar jika kita menemui masalah dalam menjalani kehidupan ini, namun jangan pernah mundur atau takluk pada permaslahan itu. Allah Subhanahu Wata’ala sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari: يَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ “Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah 5) Dan masih banyak lagi ayat-ayat dari Allah yang mendorong umat Islam untuk tidak menjadi bagian dari orang yang mengkampanyekan ‘galau’, karena dengan berkoar-koar dirinya dalam ke-galau-an maka dia telah menurunkan derajatnya menjadi manusia yang tidak bersyukur dan enggan berfikir. Kesimpulannya, umat Islam tidak akan mudah terjebak dalam dalam ‘galau’ jika mau mendekatkan dirinya selalu kepada Allah SWT.

Minggu, 06 Mei 2012

KEHILANGAN

KEHILANGAN
By Syaefudin Simon
Setiap manusia pasti pernah mengalami kehilangan -- tidak saja harta, tapi juga kesehatan, kehormatan, kekasih, cinta dan kasih sayang. Bahkan, keberhasilan yang dicapai seseorang pada sisi tertentu sebetulnya terdapat sesuatu yang hilang. Entah itu tenaga, uang dan sebagainya.
Ada orang yang bisa bersabar menerima musibah kehilangan. Namun, banyak pula yang bingung, stres, bahkan gila karena tidak bisa menerima kehilangan tersebut. Keterikatannya yang kuat pada sesuatu yang dimilikinya menjadikan jiwanya terputus dan hampa jika sesuatu itu hilang.
Kehilangan bisa menimpa siapa saja. Tak pandang bulu. Lelaki, perempuan, anak-anak, orang tua, orang desa, orang kota. Siapa saja. Ini karena kehilangan adalah sebuah proses yang harus dilalui dalam perguliran kehidupan.
Di dunia, kehilangan pada hakikatnya merupakan unsur esensial dalam proses penciptaan. Bunga mawar merekah, kuntum pun hilang. Tanaman mekar, biji pun hilang. Fajar menyingsing, malam pun hilang. Kematian datang, hidup pun hilang.
Dalam hal terakhir ini, banyak orang menganggap kehilangan hidup adalah tragedi terbesar dalam perjalanan sejarah manusia. Itulah sebabnya, orang berusaha mempertahankan hidup dengan sekuat tenaga dan biaya. Bahkan untuk mempertahankan hidupnya, tak sedikit orang yang rela mengorbankan apa saja -- termasuk keimanannya. Padahal, kehilangan hidup (MATI)  adalah sesuatu yang alami, yang pasti akan terjadi.
hidup memang karunia Allah terbesar pada ciptaan-Nya. Sejauh ini tidak ada orang yang mampu menciptakan hidup. Robot canggih dengan sejuta mikrochip dan sensor elektrokimiawi pun tidak mampu menjalani hidup seperti halnya makhluk hidup ciptaan Allah.
Bagaimana dengan kematian? Kematian, sesungguhnya tidak kalah menakjubkannya dengan hidup. Kematian, sebagaimana hidup, adalah karunia terbesar dari Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Sebab, kematian -- tidak seperti matinya robot ciptaan manusia -- merupakan gerbang dari kehidupan baru.
Alquran, misalnya, memandang kematian sebagai awal kehidupan yang sebenar-benarnya. Itulah sebabnya, sufi Yazid Bustomi, sangat heran mengapa orang takut mati. Bukan kehidupan yang takut pada kematian, kata Yazid Bustomi, tapi kematian yang seharusnya takut pada kehidupan. Kesadaran Bustomi ini muncul karena ia melihat kematian sebagai awal dari kehidupan yang hakiki.
Bila kita melihat ini, maka kematian sesungguhnya jauh lebih menakjubkan dibanding kehidupan. Ini karena kematian merupakan awal dari kehidupan manusia yang benar-benar riil, adil, peka, dan segalanya. Allah, misalnya, melukiskan kehidupan dunia ini sebagai senda gurau dan permainan. Sedangkan hidup setelah kematian adalah sebuah kehidupan yang sebenar-benarnya kehidupan. ''Dan tiadalah kehidupan dunia melainkan suatu senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itulah yang merupakan kehidupan sebenarnya kalau mereka mengetahui (QS. 29: 64). Untuk itulah, Allah selalu mewanti-wanti manusia untuk membekali diri dalam mengarungi kehidupan yang sebenar-benarnya. ''Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia. Perhatikan apa yang telah kau perbuat untuk kehidupan akhiratmu.'' (QS. 59:18). 

MEMAHAMI EMPAT ISTRI  
(SEBUAH RENUNGAN)
Istri saya ada empat. Ini yang tidak banyak diketahui orang banyak. Tak apa... bukan itu intinya. Intinya adalah kejadian berikut ini, ketika saya menanyakan loyalitas mereka pada saya satu persatu. Saya tidak yakin semua istri saya adalah orang yang setia dengan saya. Atas dasar itulah kemudian saya tanya mereka satu persatu.
Saya urut dari yang paling akhir, dengan satu pertanyaan saja: "andai aku mati, sampai kemana kau akan mengantarku?"
Istri keempat saya menjawab: "saya hanya bisa mengantar kanda sampai pagar rumah saja..." menyedihkan...! Tapi tak apalah. Itu sebuah jawaban yang jujur darinya.
Lalu istri ketiga saya menjawab: "saya akan antarkan kanda sampai ke pemakaman, dan setelahnya aku pulang kembali ke rumah.." lumayan setia dibanding istri keempatku.
Kemudian istri kedua membuatku terharu, ia menjawab: "aku akan ikut abang dalam liang lahat, aku mau ikut dikubur bersama abang...." Oh, betapa trenyuhnya hatiku.
Dan yang lebih membuatku trenyuh adalah jawaban istri pertamaku: "aku akan mengantarkan abang menghadap Sang Khaliq Illahi Robbi......" cukup mebuatku tercengang atas kesetiaan istriku yang pertama ini.
Kita semua sesungguhnya mempunya istri empat. Tak hanya saya saja.
Istri keempat itu adalah harta benda, inilah sebuah gambaran dalam realitas sosial bahwa istri yang ke empat ini biasanya digambarkan dengan seorang wanita yang masih muda belia, cantik, menggiurkan, seluruh manusia mendambakan untuk mendapatkannya. Kadangkala malam jadi siang. Kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki untuk mengusahakannya. Tentu setelah direnungkan, sewaktu jasad kita meninggalkan rumah, ternyata kesetian istri ke-empat (harta benda) ini hanya sampai di depan rumah (pagar)saja, nah inilah kesetiaan harta benda yang kita perjuangkan selama hidup kita.
Istri ketiga adalah keluarga, sanak-famili dan handai taulan serta teman-teman.Pada saat kita masih berada di sisi mereka, mereka ini adalah orang-orang yang setia sekali menemani kita. Istri/Suami yang dulul mengatakan bahwa akan sehidup semati namun pada kenyataan setelah kita wafat/meninggal, mereka akan datang dalam pemakaman kita, dan setelahnya mereka akan kembali dan tenggelam dalam rutinitas duniawi mereka. Entah mau mengingat kalian yang terbaring sendiri di gelapnya kubur atau tidak.
Dan istri kedua adalah jasad yang kalian miliki. Jasad kita yang dulu disanjung-sanjung karena kecantikan atau kegantengannya, atau kekuatannya, namun kini setelah jasad itu terbujur kaku maka kemudian jasad inipun ikut dikuburkan dengan kita. Jasad yang dahulu menjadi wadah kita untuk hidup, kini yang menemani jasad kita adalah ulat dan kemudian habis ditelan cacing.
Terakhir adalah istri pertama yakni amal ibadah dan amal kebajikan kita. Inilah istri yang akan mengantarkan kita dengan sangat setia menghadap Sang Khaliq, Allah SWT... Ringkasnya, kembalilah setia pada istri pertama pertama, karena dialah istri yang paling setia. Tentu saja, tanpa harus mengkhianati istri-istri yang lain. Merekapun perlu dijaga karena sudah menjadi tangung jawab kita.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita untuk terus melakukan kebaikan dimana dan kapanpun. Wassalam.

Selasa, 03 April 2012

10 KRITERIA DOSEN YANG BERKUALITAS

10 PERSYARATAN MENGAJAR YANG BAIK
Untuk dapat menjadi seorang pengajar dan pendidik yang baik paling tidak diperlukan persyaratan sebagai berikut :
Pertama : Mengajar yang baik merupakan gabungan dari kesenangan (passion) dan penalaran (reason). Mengajar yang baik bukan hanya tentang bagaimana memotivasi mahasiswa agar mau belajar tetapi mengajar mereka bagaimana belajar dengan baik sehingga apa yang dipelajari menjadi relevan, memiliki arti, dan dikenang dengan baik. Prof. Leblanc mengibaratkan bahwa memperlakukan mahasiswa (dalam hal mengajar dan mendidik) sama persis dengan bagaimana kita berbuat memperlakukan sesuatu benda yang kita senangi. Dosen harus memperlihatkan suatu antusiasme dan kasih sayang dan kemudian membagikannya kepada mahasiswanya.
Beberapa indikator dari dampak mengajar yang baik adalah : Apa yang diajarkan di dalam kelas menjadi stimulan bagi proses berikutnya dari studi mahasiswa, misalnya topik -topikbahasan kuliah menjadi sumber inspirasi bagi riset/ karya ilmiah/ bahan diskusi mahasiswa tersebut. Cara dosen mengajar menjadi role model bagi para mahasiswanya.
Kedua : Mengajar yang baik harus menjadikan mahasiswa sebagai konsumen atau klien dari ilmu pengetahuan yang kita jual (artinya kita menganggap bahwa mahasisiwa adalah konseumen yang harus kita treat agar mereka mau membeli apa yang kita tawarkan). Seorang dosen haruslah mengerjakan yang terbaik dalam bidangnya, membaca dari berbagai sumber, bukan hanya dalam bidangnya tetapi juga di luar bidang keahlian sendiri. Mengapa? Pertama: Karena mengajar yang baik bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan yang menjadi bidang garapan kita (karena itu informasinya bukan hanya dari buku teks dan jurnal ilmiah bidang kita) saja, tetapi juga tentang bagaimana keterkaitan bidang ilmu kita dalam khasanah ilmu lainnya dan bagaimana penerapannya di dunia nyata. Kedua :Adalah benar jika ada yang berpendapat bahwa semakin tinggi gelar kesarjanaan seseorang semakin fokus dan semakin dalam pengetahuannya dalam bidang keahliannya. Oleh karena itu, seorang doktor atau profesor seharusnya mempelajari lebih banyak bidang-bidang di luar kajiannya, karena sebagaimana dikemukakan di atas, prinsip kedua dari mengajar yang baik adalah menjembatani antara teori dan praktiknya di masyarakat.
Ketiga: Mengajar yang baik adalah kesediaan mendengarkan, mempertanyakan, menyikapi dengan responsif, dan memahami bahwa setiap individu mahasiswa dari setiap kelas adalah suatu pribadi yang unik dan berbeda. Yang sama dari setiap individu mahasiswa hanyalah dalam tujuan akhirnya, yaitu mendapatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang berkualitas sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan mereka setelah lulus dari pendidikannya.
Menurut Prof. Leblanc, seorang pengajar (dosen) yang baik harus dapat mendorong mahasiswa mencapai keunggulan, dan secara bersamaan mahasiswa juga harus dapat menjelma menjadi seorang pribadi yang yutuh, memiliki rasa hormat kepada sesama, dan selalu menjadi seorang yang profesional.
Dengan demikian, bukanlah sebuah sikap yang baik jika seorang dosen hanya berdiri di depan kelas, menyampaikan materi ajar secara ‘kering’, tanpa pernah menyisipkan soal etika dan moral (al-Akhlak al-Karimah), baik yang berkaitan dengan penerapan ilmu yang diajarkannya maupun etika dan moral secara umum.
Keempat: Menjadi pengajar yang baik bukan hanya dibuktikan dengan memiliki program kerja (agenda) yang tersusun rapih dan secara ketat mengikuti agenda tersebut (rigid). Sebaliknya, dosen haruslah bersikap fleksibel, fluid (tidak kaku), selalu bersedia untuk mencoba hal-hal baru (experimenting), dan memiliki kepercayaan diri untuk merespons dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah.
Menurut Prof. Leblanc, sebagus apa pun agenda kerja yang disusun, di kelas, paling banyak hanya 10% yang dapat tercapai. Seorang pengajar yang baik harus bersedia untuk mengubah silabus dan memanage jadwal perkuliahannya jika di tempat lain diketahuinya ada hal-hal yang lebih baik.
Pernyataan Prof. Leblanc di atas mengindikasikan bahwa sangat perlu bagi seorang dosen untuk terus-menerus melakukan benchmarking, melalui penggalian informasi (buku, diskusi, internet, studi banding, dll.) bagaimana ilmu yang dia ajarkan diajarkan di tempat lain. Dengan demikian, pada prinsipnya, bukan hanya silabus mata kuliah yang harus fleksibel mengikuti kebutuhan zaman dan kebutuhan pasar, tetapi mata kuliahnya sendiri juga dapat ‘ditutup-dibuka’ atau ‘dihilangkan dan diganti’ jika mata kuliah tersebut sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Silahkan masing-masing kita mengevaluasi diri sendiri, seberapa sering kita memperbaharui bahan ajar, semutakhir apakah bahan ajar yang kita berikan kepada mahasiswa, dan sejauh mana kita tahu bagaimana ilmu yang kita ajarkan diberikan di tempat lain. Jangan-jangan yang kita berikan dan praktikkan sampai sekarang adalah bahan ajar yang sama, yang kita dapatkan dari dosen ketika dahulu kita kuliah, sedangkan teknik kita dalam mengajar pun hanya meniru apa yang dilakukan oleh dosen-dosen kita dahulu.
Kelima : Mengajar yang baik juga berkaitan dengan cara atau gaya (style). Mengajar di kelas harus juga merupakan suatu ‘pertunjukkan’ yang menarik, bukan hanya berdiri di podium dengan tangan yang seolah melekat ke meja podium atau pandangan yang hanya tertuju ke layar (jika itu pun sudah menggunakan alat bantu OHP atau LCD). Mengajar di depan kelas bagi seorang dosen adalah bekerja, dan mahasiswa merupakan lingkungan konsumen yang berada di sekitarnya. Seorang dosen di kelas adalah seorang dirijen (conductor) sebuah orkestra dan mahasiswa bagaikan pemain orkestra yang memainkan alat musik yang berlainan dengan kemampuan bermain yang berbeda-beda. Dari pengalaman kita sebagai mahasiswa, kita pernah mendapatkan dosen yang hanya duduk manis saja di kursi dan kemudian dia memerintahkan sesuatu tapi tidak ada yang dijelaskan, ada pula yang selalu membelakangi mahasiswa dan hanya membaca proyeksi transparansi, atau malah mendiktekan kata demi kata kepada mahasiswa. Cara atau gaya mengajar bukan saja akan mempengaruhi daya ketertarikan (animo) mahasiswa terhadap materi perkuliahan, tetapi juga terhadap animo untuk hadir di kelas pada mata kuliah tersebut.
Agaknya perlu untuk dipertimbangkan tawaran sebagaimana perkuliahan yang dilakukan beberapa perguruan tinggi baik di dalam negeri atau luar negeri, dimana banyak perkuliahan ditawarkan secara paralel, baik pada semester yang sama atau kelas yang berbeda, pemilihan kelas biasanya sangat ditentukan oleh kualitas dan gaya mengajar dosennya. Walaupun ditawarkan secara bersamaan dalam satu semester yang sama, dosen yang mengajarnya enak/mumpuni/menyenangkan (menurut istilah mahasiswa sekarang), kelasnya akan diminati oleh banyak mahasiswa (sehingga sering harus dibatasi dengan menerapkan ‘siapa cepat mendaftar ia yang akan kebagian’). Sementara kelas yang sama tetapi diasuh oleh dosen yang gaya mengajarnya ‘kering’, justru sering kosong melompong.
Di kebanyakan Perguruan Tinggi dan khusunya di tempat kita, pembukaan kelas paralel juga dilakukan, terutama untuk kelas-kelas yang pesertanya /mahasiswanya banyak. Pembagian mahasiswa ke dalam kelas-kelas di berbagai Perguruan Tinggi biasanya diatur oleh Fakultas atau Jurusan, sehingga mahasiswa tidak diberi kebebasan dalam memilih kelas mana yang disukainya. Jika saja mahasiswa dibebaskan memilih sebagaimana di beberapa Perguruan Tinggi baik di dalam negeri atau di luar negeri, maka pasti mereka akan memilih kelas yang dosen pengajarnya memiliki style mengajar yang disukainya. Jangan pernah apriori bahwa mahasiswa tak pernah menilai dosen dan membanding-bandingkan style dosen mengajar. Kalau tidak percaya, silahkan dengarkan celotehan mereka ketika mahasiswa sedang berkumpul.
Agaknya ide ini perlu untuk dipertimbangkan, bahwa evaluasi oleh mahasiswa terhadap kinerja dosen yang biasanya dilakukan di akhir perkuliahan, belum menjadi standar penilaian kinerja dosen. Demikian juga pemilihan dosen favorit pilihan mahasiswa belum merupakan kegiatan yang membudaya.
Keenam: Prof. Leblanc menekankan bahwa prinsip keenam ini merupakan prinsip yang sangat penting, yaitu bahwa mengajar yang baik harus mengandung unsur humor (jenaka). Artinya, dalam mengajar, seorang dosen harus menyisipkan humor-humor, yang akan sangat berguna untuk mencairkan (ice-breaking) suasana kelas yang kaku. Harus disadari bahwa mahasiswa adalah manusia yang datang ke kelas dengan kondisi yang berbeda-beda, dengan permasalahannya masing-masing, baik yang muncul hari itu maupun yang sudah dimilikinya berhari-hari atau berbulan-bulan yang lalu. Kelas yang kaku dan terlalu serius akan sangat membosankan.
Menurut sumber lain, contohnya Barbara Gross Davies (Tools for Teaching, Jossey-Bass Publishers, 1993), jika pun atmosfir kelas mendukung, mahasiswa hanya penuh perhatian terhadap materi perkuliahan sampai maksimal 20 menit pertama saja. Untuk itu, dosen harus berusaha semaksimal mungkin untuk memasukkan teknik-teknik jenaka untuk menarik kembali perhatian mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Ada banyak teknik yang dapat dilakukan untuk hal tersebut, tetapi bukan untuk dibahas disini.
Ketujuh: Mengajar yang baik adalah memberikan perhatian, membimbing, dan mengembangkan daya pikir serta bakat para mahasiswa. Mengajar yang baik berarti mengabdikan atau menyediakan waktu kita bagi setiap mahasiswa. Juga berarti mengabdikan diri untuk menghabiskan waktu kita untuk memeriksa hasil ujian, mendesain atau meredisain perkuliahan, menyiapkan bahan-bahan ajar untuk lebih memperbaiki perkuliahan.
Pengajar dan pendidik yang baik, bukanlah seorang dosen yang justru perbuatannya membuat polemik di kalangan mahasiswa dengan gaya, penampilan dan style mengajar dan mendidiknya yang tidak mencerminkan seorang dosen dan pendidik.
Bagi yang pernah mengikuti pelatihan Applied Approach dan Pekerti (Pengembangan Keterampilan Teknik Instruksional) tentu dapat memahami bahwa hanya untuk menyusun SAP dan GBPP saja, berapa besar energi dan banyak waktu yang harus kita curahkan. Tapi itulah resiko sebuah pekerjaan. Bukankah tak ada yang memaksa kita untuk menjadi dosen, jadi ketika sekarang kita sudah menjadi dosen, mengapa tidak sekalian saja kita bersikap profesional?
Kedelapan: Mengajar yang baik harus didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan visioner serta oleh institusi yang juga mendukung, baik dalam sumberdayanya, personalianya, maupun dananya. Mengajar yang baik harus merupakan penggambaran dari pelaksanaan visi dan misi institusi yang selalu harus diperbaiki dan diperbaharui, bukan hanya dalam perkataan tetapi juga dalam perbuatan.
Kesembilan : Mengajar yang baik adalah tentang pembimbingan (mentoring) yang dilakukan oleh dosen senior kepada dosen yunior, tentang kerjasama, dan kemudian kinerjanya dapat dikenali dan dihargai oleh seorang penilai (penyelia). Jika seorang dosen telah mengajar dengan baik, sudah sepatutnya ia mendapat imbalan penghargaan, sementara mereka yang mengajarnya masih kurang baik, sudah sepatutnya mereka mendapatkan berbagai progam pelatihan dan pengembangan.
Sudah sepantasnya bahwa di Lembaga ini menyediakan dana dan sarana, untuk pelatihan dan pengembangan dosen dengan membentuk P3AI (Pusat Pelatihan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional). Di mana, kegiatannya bukan sebatas pada penyelenggaraan pelatihan AA dan Pekerti saja, tetapi lebih dari itu adanya upaya monitoring dan penilaian bagi dosen-dosen yang mengajar.
Yang perlu untuk diperhatikan juga, proses pembimbingan (mentoring) yang dilakukan oleh dosen senior kepada dosen yunior (asisten), tampaknya kegiatan ini masih merupakan ‘hiasan bibir belaka’. Tentunya perlu ada upaya serius dan terprogram mengenai proses mentoring ini.
Artinya bahwa perlu ada pembekalan oleh dosen senior ke dosen yunior tentang bagaimana caranya mengajar dan memimpin praktikum, apalagi membekali dengan bahan-bahan ajar atau materi praktikum yang baik dan mutakhir.
Dalam proses mentoring yang baik, sebaiknya dimulai dari mewajibkan asisten untuk duduk bersama mahasiswa di kelas, mendengarkan dan memperhatikan bagaimana dosen senior mengajarkan materi perkuliahan. Kegiatan ini kemudian harus diikuti oleh diskusi antara dosen senior dan asistennya tentang materi yang tadi dibahas di kelas. Setelah dua atau tiga semester untuk mata kuliah tersebut (bukan 2 atau 3 kali tatap muka), barulah asisten diberi kesempatan untuk menggantikan beberapa tatap muka atau keseluruhan dari tatap muka mata kuliah tersebut. Itu pun, kuliah perdananya, seharusnya tetap diberikan oleh si dosen senior. Sedangkan untuk kuliah selanjutnya, jika si senior tidak berhalangan, maka senior dapat berganti tempat dengan asisten, kali ini ia duduk di belakang bersama mahasiswa, memperhatikan bagaimana asistennya mengajarkan mata kuliah tersebut. Demikianlah proses mentoring yang seharusnya.
Kesepuluh : Akhirnya, mengajar yang baik adalah memiliki kesenangan, dan kenikmatan batin, yaitu ketika mata kita menyaksikan bagaimana mahasiswa kita menyerap ilmu yang kita berikan, bagaimana pemikiran mahasiswa menjadi terbentuk, sehingga mahasiswa kemudian menjadi orang yang lebih baik.
Seorang pengajar yang baik akan melakukan tugasnya bukan semata karena uang atau karena sudah merupakan kewajibannya, tetapi karena ia menikmati pekerjaannya, dan karena ia menginginkan pekerjaannya itu. Seorang pengajar yang baik tidak dapat membayangkan ia akan dapat melakukan hal atau pekerjaan lain selain mengajar dan mengajar.
Semoga saja dengan ke sepuluh kriteria/persyaratan mengajar yang baik di atas, civitas academika (mahasiswa, dosen, karyawan dan Pimpinan) dapat mengambil pelajaran. Bahwa untuk menjadi seorang dosen yang baik itu bukan hanya sisi intelektualitasnya saja (dibuktikan dengan IP 3,00 atau lebih atau dengan prediket Cumlaude) tapi yang tidak kalah pentingya juga adalah dari sudut Emosional dan Spiritual (commitment moral dan akhlaknya) yang perlu untuk di uji.
Wa Allahu A’lam Bishowabih.

Minggu, 01 April 2012

Selamat Datang, Google Indonesia

Seperti telah diberitakan sebelumnya, hari ini (31/3), Google Indonesia secara resmi mengumumkan kehadirannya sebagai representasi Google di tanah air. Dengan membuka kantor representatif di Indonesia, Google berharap dapat lebih mendekatkan diri dengan para pengguna dan mitra kerja. Kantor ini sendiri rencananya baru akan dibuka pada bulan April 2012, tapi pihak Google belum bersedia menyebutkan lokasinya.

Konferensi pers peresmian Google Indonesia diadakan di Jackrabbit, Cyber 2 Tower, Kuningan – Jakarta, siang tadi. Pada kesempatan itu, Julian Persaud (Managing Director Google Southeast Asia) sekaligus memperkenalkan Rudy Ramawy selaku Country Head Google Indonesia.

Rudy bakal dibantu oleh timnya yang antara lain terdiri dari Krishna Zulkarnain (Country Marketing Manager Google Indonesia) dan Henky Prihatna (Country Consultant Google Indonesia). Dari informasi yang kami peroleh, total anggota tim Google Indonesia saat ini berjumlah sekitar enam orang.

“Tujuan besar kami adalah bersama membangun ekosistem internet Indonesia dan membantu meningkatkan kualitas hidup, perkembangan ekonomi, dan pendidikan [nasional],” ujar Rudy dalam sambutannya.

Di samping itu, Google menyatakan niatnya untuk membantu pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah menuju ke sana bahkan telah dimulai sebelum tim Google Indonesia dibentuk. Salah satunya dengan menggalakkan kampanye “Bisnis Lokal Go Online” yang menyediakan platform online cuma-cuma bagi pebisnis UKM tanah air.

Berdasarkan laporan Deloitte Access Economics pada awal tahun ini, dikemukakan bahwa kontribusi internet di tahun 2011 terhadap perekonomian Indonesia mencapai 1,6% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia yang diprediksi akan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan, potensi pertumbuhan ekonomi nasional dapat digenjot hingga mencapai Rp130 triliun atau sekitar 2,5% dari PDB.

Sumber : Info Komputer, Ditulis Pada Jumat, 30 Maret 2012 20:33 oleh Erry FP

Sabtu, 31 Maret 2012

nilai mata kuliah smt ganjil 2011-2012

Berikut Daftar Nilai Semester Ganjil th 2011-2012

  1. MK.Fils.Hk.Islam 
  2. selanjutnya

5 SIFAT YANG HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP PEMIMPIN

1. SHIDDIQ
artinya mempunyai komitmen untuk bertindak dan berkata jujur dan selalu melandaskan kata, perbuatan/amal dan keyakinan berdasarkan atas nilai-nilai yang benar berdarsarkan ajaran Islam. Tidak ada kontradiksi /pertentangan yang disengaja antara ucapan dan perbuatan. Karena itu Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk senantiasa memiliki sifat shiddiq dan menciptakan lingkungan yang shiddiq pula. QS.Al-Taubah [19]: 119 Allah menandaskan :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.QS.Al-Taubah [19]: 119.
Dalam dunia kerja dan usaha kejujuran ditampilkan dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan (mujahadah dan itqan) baik ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi) untuk kemudian diperbaiki secara terus menerus serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu (baik pada diri, teman sejawat, perusahaan maupun mitra kerja).
2. ISTIQOMAH
mempunyai arti konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang baik, meskipun menghadapi berbagai godaan dan tantangan. Istiqomaha didalam kebaikan ditampilkan dalam keyteguhan dan kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan Sesuatu yang optimal. Istiqomah merupakan suatu hasil dari proses yang dilakukan secara terus menerus. Misalnya interaksi yang kuat dengan allah dalam bentuk shalat, dzikir, membaca al-Qur’an dsb. Proses itu menumbuhkembangkan suatu sistem yang memungkinkan kebaikan, kejujuran dan keterbukaan teraplikasikan dengan baik. Senaliknya keburukan dan ketidak jujuran akan tereduksi dan ternafikan secara nyata. Orang atau lembaga yang istiqomah dalam kabaikan akan mendapatkan ketenangan dan sekaligus mendapatkan solusi dan jalan keluar dari segala persoalan. Dalam QS.Fushilat [41] : 30-31:
Artinya “.30.  Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu". 31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta”. (QS.Fushilat [41]: 30-31)
3. FATONAH
mempunyai arti mengerti, memahami dan menghayati secara mendalam segala yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menumbuhkembangkan kreatifitas dan kemampuan melakukan berbagai macam inovasi dan kreasi yang beranfaat. Kretatif dan inovatif hanya mungkin dimiliki manakala seseorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan, peraturan dan informasi baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun perusahaannya secara umum. Sifat fatonah perpaduan antara alim dan hafidz telah mengantarkan Nabi Yusuf dan Timnya membangun kembali negeri Mesir. Dalam QS.Yusuf [12] : 55) Allah menandaskan :
Artrtinya “Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". QS.Yusuf [12] : 55) 
4. AMANAH
mempunyai arti bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal dan ihsan (berbuat yang baik dan terbaik) dalam segala hal. Sifat ini harus dimilikioleh setiap mukmin, apalagi yang mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat. Dalam QS Al-Nisa [4]: 58 : 
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (QS Al-Nisa [4]: 58 ) Dalam suatu kesempatan Nabi mengatakan : “Amanah akan menarik rezeki, sebaliknya khianat itu mengakibatkan kefakiran”.
5. TABLIGH  
berarti mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tabligh yang disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentative dan persuasive akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat.

10 Tipe Pria Calon Pendamping Hidup

Memilih calon pendamping hidup, dalam tanda kutip yang baik memenuhi 4 kriteria yang dianjutkan oleh agama, bukan sesuatu yang mudah. Beberapa waktu lalu, ada sahabat yang minta dicarikan pendamping untuk anak gadisnya, dengan kriteria yang menurut saya sangat tidak logis. Harus S2, Sudah PNS dan sebagainya. Perfectsionis....kata itu yang muncul dari benak saya

Memang ada beberapa jenis pria yang harus dijauhi.
Namun, membuka hati bagi pria baik-baik dan berkencan kembali, layak Anda perhitungkan. Berikut enam jenis pria yang layak dipertimbangkan menjadi pasangan di tahun depan, seperti dikutip dari Yourtango.com

1. Pria yang bisa memperlakukanmu dengan baik
Bukan dengan memperlakukanmu seperti putri raja dan memanjakanmu setiap hari, tetapi ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk menunjukkan cintanya dan tidak akan pernah menyakitimu. Apabila tanpa ia sadari ia menyakiti dirimu, ia tidak ragu untuk mendatangimu, mengakui kesalahan dengan jantan dan meminta maaf dengan tulus. Ia adalah pria yang menghargai dan menghormati wanita. Tidak ada yang lebih menjijikkan dibandingkan pria yang merendahkan, sering melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap wanita.

2. Pria yang kata-katanya sesuai dengan tindakannya
Ketika ia berkata ya, maka ia akan melakukannya, ketika ia berkata tidak, maka ia akan tidak akan melakukannya. Termasuk dalam ciri-ciri ini adalah pria yang setia terhadap pasangannya. Saat ia berjanji bahwa kamu adalah wanita satu-satunya yang ia cintai, maka ia benar-benar tidak memiliki wanita lain di hatinya. Intinya, ia mampu mempertanggungjawabkan kata-katanya dan merealisasikannya dalam tindakan (tidak plin plan).

3. Pria yang mencintaimu luar dan dalam
Mengapa pria seperti ini tepat? Karena ia tidak mencintai kecantikan fisik wanita saja. Ia bisa mencintai segala kelebihan dan kekuranganmu, baik fisik, sikap, dan kebiasaanmu. Dan yang paling penting, ia bisa mencintai ketidaksempurnaanmu secara sempurna.

4. Pria yang punya masa depan cerah
Jika kamu benar-benar serius untuk membina hubungan sampai jenjang pernikahan, maka karakteristik ini harus benar-benar kamu pikirkan. Apakah kamu harus memilih pria yang mapan dalam pekerjaan dan keuangannya? Tidak juga. Yang paling penting adalah ia dewasa dalam berpikir dan memiliki rencana-rencana ke depan yang jelas, tidak menghabiskan waktunya hanya dengan bermain game dan menonton tv. Ia bisa menyeimbangkan antara having fun dan beristirahat dengan pekerjaan dan produktivitas.

5. Pria yang mampu membimbing dan melindungimu
Dalam sebuah hubungan, pria adalah leader. Bersamanya, kamu dapat berkembang menjadi wanita yang lebih baik. Ia juga menjadi orang pertama yang berada di depanmu untuk melindungimu dari segala macam bahaya.

6. Pria yang percaya diri
Ia mungkin tidak tampan, tapi ia selalu terlihat bersemangat, wajahnya cerah, berani menghadapi orang, dan memiliki kepribadian yang menyenangkan. Dan yang paling penting adalah ia tetap menjadi dirinya sendiri dan tidak berusaha mati-matian untuk mengubah sikapnya dan berperilaku seperti orang lain (misalnya aktor yang kamu suka) ketika ia mencoba untuk menarik perhatian dirimu.

7. Pria yang independen
Apakah pria yang meluangkan setiap jam,menit,dan detik untuk dirimu adalah pria yang tepat untukmu? Singkat saja, TIDAK. Karena itu berarti ia terlalu terikat pada dirimu dan bisa membuatnya bersikap posesif ketika ia sudah mendapatkan dirimu. Pria yang independen adalah pria yang juga memikirkan hidupnya sendiri, meluangkan waktu untuk keluarga dan teman-temannya dan mengerjakan hobinya sendiri. Sekali lagi, jangan pernah memilih pria yang terlalu lekat dan terlalu membutuhkanmu, karena ia sendiri yang akan menjadi orang yang merusak hubunganmu dengan dirinya dan orang lain di masa depan.

8. Pria yang apresiatif
Ia adalah orang yang peka dan perhatian terhadap hal-hal kecil yang kamu lakukan. Ketika kamu berusaha untuk tampil cantik, ia akan memujimu. Ketika kamu mengambilkan air minum untuk dirinya, ia akan mengucapkan terima kasih. Ketika kamu melakukan hal-hal yang di luar kebiasaanmu, ia mengamati perubahanmu.

9. Pria yang jujur dalam bertindak dan berkata-kata
Ia bisa berkata yang sebenarnya terjadi ketika ia melakukan kesalahan dan ia melakukan segala sesuatu untuk dirimu dengan tulus tanpa maksud buruk tertentu. Selain itu, ia adalah pria yang tidak mencari approval (persetujuan) darimu dengan selalu memberikan pujian, tetapi ia juga bisa mengkritik dirimu ketika kamu melakukan kesalahan. Pujian penting untuk membuatmu semakin termotivasi sedangkan kritik penting untuk membuatmu menjadi wanita yang lebih baik lagi.

10. Pria yang punya moralitas yang baik
Tingkat moralitas dirinya juga berpengaruh terhadap hubunganmu kelak. Pria yang jarang bermasalah dengan dirinya sendiri dan masyarakat cenderung akan berlaku baik dalam hubungan denganmu. Moralitas yang rendah (suka menyelesaikan masalah dengan kekerasan, akrab dengan kriminalitas, narkoba, dan free-sex) akan membawa sebuah hubungan ke dalam masalah kekerasan, pertengkaran, dan perselingkuhan.

Kenaikan BBM Ditunda Untuk Sementara

JAKARTA. Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi batal naik per 1 April mendatang. Namun, ini bukan berarti pemerintah tak bisa menaikkan harga BBM bersubsidi.

Sidang paripurna DPR akhirnya memutuskan pemerintah bisa menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bila harga rata-rata minyak mentah Indonesia dalam enam bulan melampaui 15% dari asumsi makro. Keputusan ini diperoleh setelah melalui pemungutan suara.

Dalam pemungutan suara itu, DPR memilih dua opsi. Opsi pertama, pemerintah tak bisa menaikkan harga jual eceran BBM subsidi. Ini artinya anggota DPR tetap mempertahankan pasal 7 ayat 6 Undang-Undang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012.

Sedangkan opsi kedua, anggota DPR memilih penambahan pasal 7 ayat 6A. Pasal ini menyatakan, pemerintah bisa menaikkan harga jual eceran BBM bila harga rata-rata minyak mentah Indonesia dalam enam bulan melampaui 15% dari asumsi makro.

Hasilnya, sebanyak 356 anggota DPR menyetujui penambahan pasal 7 ayat 6A dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2012. Pasal 7 ayat 6A ini menyatakan, pemerintah bisa menaikkan harga BBM bila harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) selama enam bulan naik 15% dari asumsi makro sebesar US$ 105 per barel. Ini artinya, pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jika sewaktu-waktu harga minyak menjulang.

Fraksi yang mendukung opsi ini adalah fraksi Partai Demokrat, Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Jumlah pendukung opsi ini sebanyak 356 orang.

Sedangkan, opsi yang menolak pasal 7 ayat 6A adalah fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Rakyat (Gerindra). Fraksi Gerindra yang semula mengancam walk out ternyata tetap berada di ruang sidang paripurna. Jumlah pendukung opsi ini sebanyak 82 orang.

Sidang pemungutan suara ini diwarnai aksi walk out oleh fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Fraksi Hanura tersebut menyatakan tidak ikut dalam pemungutan suara untuk menentukan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Sementara fraksi PDIP menilai, rapat paripurna tersebut tidak lagi mempunyai legitimasi memutuskan usulan kenaikan harga BBM. Fraksi berlambang banteng bemuk ini menilai rapat paripurna tersebut tidak sah dan melanggar tata tertib DPR.

Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengaku belum mempersiapkan risiko fiskal apabila harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak jadi naik. Hingga saat ini, pemerintah masih tetap membawa satu opsi yakni menaikkan harga BBM bersubsidi dengan anggaran subsidi energi sebesar Rp 225 triliun.

"Belum ada hitungannya. Kami cuma punya satu skenario dan berharap itu bisa didukung oleh DPR karena secara strategis itu yang baik untuk fiskal indonesia maupun untuk rakyat indonesia," ujarnya, Jumat (30/3).

Agus menyatakan opsi tersbeut merupakan pilihan yang paling realistris untuk anggaran negara. Pasalnya, dia beralasan subsidi energi terlalu besar dan membuat anggaran tidak sehat. "Subsidi ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang bukan seharusnya menikmati itu kontraproduktif dan tidak tepat," tandasnya.

Sumber : Kontan.co.id

Jumat, 30 Maret 2012

Empat Golongan Pengguna Harta


DARI sekian banyak karunia Allah SWT yang diberikan kepada kita adalah harta benda dan ilmu. Dua hal ini merupakan faktor dominan yang sangat menentukan dalam upaya mencapai kehidupan yang shalih, bahagia di dunia dan akhirat. Kendatipun demikian tergantung kepada kita apakah kita dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya segala yang telah diberikan Allah SWT kepada kita tersebut, sehingga dalam pelaksanaan penggunaan harta akan ditemukan berbagai golongan manusia. Rasulullah Saw dalam sebuah hadist riwayat At-Tirmidzi yang cukup panjang dari Abi Kabasyah Umar bin Sa’id An Namiry ra, bahwasanya dia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, yang artinya:“….Bahwa sesungguhnya dunia ini untuk empat golongan ummat manusia:

Pertama, orang yang dikarunia rizki oleh Allah berupa harta benda dan ilmu pengetahuan, digunakan untuk bertaqwa kepada Allah, mempererat tali persaudaraan dan mengetahui akan hak Allah. Inilah golongan yang paling tinggi derajatnya.
Kedua, orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan dan tidak dikaruniai harta benda. Dia mempunyai niat yang benar dan berkata:”Seandainya aku diberi harta benda, tentu saya akan beramal seperti apa yang dilakukan Fulan (yang senang beramal baik). Maka pahala kedua orang ini sama.
Ketiga, orang yang dikarunia harta benda oleh Allah tetapi tidak dikaruniai ilmu pengetahuan. Dia gunakan hartanya itu tanpa disertai (landasan) ilmu; tidak untuk sarana taqwa kepada Allah, tidak untuk mempererat tali persaudaraan, dan dia tidak tahu akan hak-hak Allah di dalamnya. Golongan ini paling rendah derajatnya.
Keempat, orang yang tidak dikarunia harta serta ilmu pengetahuan. Dia berkata,”Seandainya aku dikaruniai harta, tentu akan aku gunakan seperti yang dilakukan si Fulan (yaitu golongan ke tiga). Orang semacam ini akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya yang tidak benar. Dan kedua orang ini (golongan ketiga dan keempat) dosanya sama” (HR. At-Tirmidzi)


Keterangan:

Golongan Pertama
Ini termasuk golongan yang beruntung, orang yang dikaruniai kekayaan dan ilmu (kaya dan ‘alim), tahu bagaimana mentasarrufkan hartanya yang antara lain ia gunakan untuk;
•    Mensukseskan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah (pelaksanaan taqwa membutuhkan sarana dan prasarana, naik haji, wakaf dll)
•    Untuk menjalin hubungan harmonis antar sesama manusia (dapat saling membantu dengan sesama : misal kita memberikan sedekah kepada faqir miskin atau amal sosial lainnya). Allah Swt berfirman :

“ … Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)” (QS. Al Baqarah: 272)
Tentang tafsir ayat ini, sebagaimana disebutkan dalam tafsir Depag RI, Allah SWT menjelaskan bahwa sedekah itu mendapat faedah timbal balik. Orang yang menerima sedekah itu dapat tertolong dari kesukaran, sedang orang yang memberinya akan mendapat pahala di sisi Allah, dan dihargai pula oleh orang disekitarnya, asal saja ia memberikan sedekah itu dengan cara yang baik-baik, dan ikhlas karena Allah semata. Apa saja harta benda yang baik yang dinafkahkan seseorang dengan ikhlas niscaya Allah akan membalasnya dengan pahala yang cukup dan ia tidak akan dirugikan sedikit pun karena orang-orang yang suka berinfaq dengan ikhlas tentu disayangi dan dihormati oleh masyarakat terutama oleh faqir miskin dan pahalanya tidak akan dikurangi di sisi Allah.
•    Melaksanakan hak-hak Allah (Hak Allah antara lain hak untuk disembah, hak untuk dicintai dan mencintai, hak untuk diikuti perintah-Nya dan dijauhi larangan-Nya, termasuk didalamnya dilaksanakannya perintah zakat dan berjuang di jalan Allah).

Golongan Kedua
Golongan ini, golongan orang yang dikarunia ilmu pengetahuan akan tetapi tidak dikaruniai harta benda. Dengan berbekal ilmu yang dimilikinya, golongan ini tetap sabar. Dia menyadari bahwa harta adalah titipan Allah, dan dia tidak merasa iri sedikitpun terhadap mereka yang dikarunia harta tapi tidak digunakan untuk amal shalih. Dia mempunyai niat yang benar dan berkata:” Seandainya aku diberi harta benda, aku akan beramal seperti apa yang dilakukan Fulan (yang senang beramal baik). Niat semacam ini bagi orang yang alim dan miskin memiliki bobot pahala yang sama dengan golongan pertama tadi.

Golongan Ketiga
Golongan ini, dikarunia harta benda oleh Allah (kaya) tetapi tidak dikaruniai ilmu pengetahuan, dengan kata lain kaya tapi bodoh. Dia gunakan hartanya itu tanpa disertai (landasan) ilmu; tidak untuk sarana taqwa kepada Allah, tidak untuk mempererat tali persaudaraan, dan dia tidak tahu akan hak-hak Allah di dalamnya. Golongan ini paling rendah derajatnya.


Golongan Keempat
Golongan ini, golongan orang yang tidak dikarunia harta serta ilmu pengetahuan, dengan kata lain ‘miskin lagi bodoh’. Dia berkata,”Seandainya aku dikaruniai harta, tentu akan aku gunakan seperti yang dilakukan si Fulan (yaitu golongan ke tiga). Orang semacam ini akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya yang tidak bena dan dosanya menurut hadist di atas sama dengan golongan ke tiga tadi (golongan ketiga dan keempat) dosanya sama” (HR. At-Tirmidzi)

Demikian tadi beberapa tipologi golongan pengguna harta , sebagai bahan renungan agar kita dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya segala apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita semua.

Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Selasa, 20 Maret 2012

PETUAH SEORANG IBU KEPADA ANAK GADISNYA

Kasih Seorang Ibu

Suatu Hari.. Seorang anak wanita yang ingin menggenapkan Din-nya, bertanya kepada ibunya, “ ibu, ajarkan anakmu ini tuk memilih pendamping hidup ! “

Sang ibu tersenyum, dan dengan bijak menjawab, “ Anakku , jangan kau menikahi seorang laki-laki hanya karna ketampanannya, kelak akan kecewa, karna ia pasti menua. Nak, jangan pula memilihnya hanya ia di kagumi banyak wanita, karna kau belum tahu apa kekurangannya. Tidak pula karna kekayaan atau karna nasabnya , Karna kekayaan tidak pernah kekal, nasab tidak menjamin kemuliaan dirinya. “

“Nak, Pilihlah Ia karna akhlaknya yang mulia ….Pilihlah ia karna kasihnya ke sesama….. Pilihlah ia karna imannya tiada dua” Tambah sang ibu

“Bu, lalu bagaimana aku tahu dirinya akan membuatku bahagia, padahal belum tentu ia kaya, tampan, terkenal ? tanya sang anak“

“Nak ketampanan dan kecantikan ada pada hati yang merasa. Kaya ada pada hati yang Qonaah. Terkenal di hadapan manusia belum tentu mulia di hadapan-Nya.”

“Perbaikilah akhlakmu, perbaharuilah niatmu, kuatkan imanmu, perbanyak amalmu… Lalu jika hari itu tiba…

Terimalah sosok yang berani melamarmu. Setidaknya dia berniat baik kepadamu, bukan menebar pesonanya, namun karena keinginannya menjaga kesucian cinta. Kau tentu boleh memilih…..namun ingatlah Jika kau alihkan cintamu pada harta, ketenaran, ketampanan, juga nasabnya, maka kau pasti akan kecewa. Karna boleh jadi itu hanya topeng darinya. “

“ Istikharahlah……

Dan…Jika pilihanmu mantap padanya… Menikahlah nak…..karna itu adalah sebaik-baik penawar fitnah…. kau akan rasakan kebahagiaan karna memengkan Allah dalam pilihanmu…

Rajutlah Cinta bersamanya…
Kelebihannya membuatmu tersenyum bahagia…
Kekuranganya akan menjadi bumbu-bumbu cinta diantara kalian..
Karna kalian tercipta untuk saling mengisi…
Saling memperbaiki akhlak…
Semangati langkahnya, kokohkan semangat juangnya.
Arung bahtera rumah tangga dengan senyum ceria
Kelak didiklah anak-anakmu untuk menjadi pejuang yang setia pada cinta yang Mulia..
Lahirkan keturunan yang kuat tauhidnya, mulia akhlaqnya, kokoh azzamnya.

Dan…..

Kelak, ibumu ini akan bahagia menimang cucu seorang pejuang sejati.. “
Terimakasihku kepada orang yang selama ini ku anggap sebagai ibu sendiri sang motivator kehidupan…

~Salam Penuh Cinta dan kesucian

(Di ambil dari catatan Sunandar Dua)