Sejenak Santai

Sejenak santai setelah jalankan kewajiban,lalu di abadikan oleh Agha.

Serah Terima Jabatan

Regenerasi sangat diperlukan dalam rangka untuk memperbaharui semangat dalam bekerja dan memperbaiki keadaan.

Seorang Pendamping Hidup

Seorang pendamping hidup yang selalu setia mendampingi suaminya demi menunjang aktifitas dan kegiatan suaminya.

Bersantai Sejenak

Melepaskan kegalauan hati sejenak dari kegiatan rutin dalam rangka untuk kembali merefresh hati (jiwa) dan raga sehingga dapat melaksanakan tugas kembali dengan baik.

Kenangan-Kenangan

Berpoto sejenak sebagai bukti diri di Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia.

Pengabdian

Sedang menjalankan pengabdian pada Masyarakat di sebuah desa Kuliah Kerja Nyata.

Sabtu, 11 Agustus 2012

TUGAS B.INGGRIS I (SATU) SMESTER PENDEK 2012

TUGAS BAHASA INGGRIS I  SMESTER PENDEK
JENIS TUGAS : KELOMPOK
PROGRAM STUDY EI DAN AS
STAIN JURAI SIWO METRO
TAHUN 2012

A..NOUN
a.Concrete noun
b.Common Noun,
c.Proper Noun,
d.Collective Noun,
e.Material Noun,
f.Countable Noun,
g.Abstract Noun,
h.Gender( Masculine Gender, Feminine Gender, Common Gender, Neuter Gender)
i.Exercise
    1.Riski Setiawan
    2.Dedy Aryadi    

B .PRONOUN
a.Personal Pronoun
b.Demonstrative Pronoun
d.Relative Pronoun
e.Interrogative Pronoun
f.Replexive Pronoun
g.Reciprocal pronoun
h.Indefinite Pronoun
i.Exercise
    1. Ade Lindasari
    2. Adi Saputro

C.ADJECTIVE
a.Adjective of Quality
b.Adjective of Quantity
c.Adjective of Numeral
d.Interrogative Adjective
e.Demonstrative Adjective
f.Distributive Adjective
g.Possessive Adjective
h.Proper Adjective
i.Exercise
    1.Afendi
    2.Ahmad Fauzul Hanif

D.VERB
a.Auxiliary Verb
b.Transitive Verb
c.Intransitive Verb
d.Regular Verb
e.Irregular Verb
f.Noun use as Verb
g.Exercise
    1.Apriani Nurhidayah
    2.Desya Septi Rahmawati

E.PREPOSITION
(To, in, into, at, on, up, upon, over, above, under, below, down, out, out of, of, off, near, with, within, without, by, before, in front of, after, behind, at the back of, till/until, upto, from, for, during, beside, besides, across, beyond, since, about, along, among, between, while, through, toward, according to, instead of, round, around, except)
*Masing-masing diberi contoh dalam 2 kalimat
Exercise
    1.Dewi Murtisari
    2.Dwi Lestari

F. ADVERB
a.Simple Adverb (Time, Place, Number, Manner/Quality, Quantity)
b.Interrogative Adverb
c.Relative Adverb
d.Exercise
     1.Dwi Haryadi
     2.Elly Ismawati

G .CONJUNCTION      a.Co-Ordinating Conjunction
     b.Sub-ordinating Conjunction
      c.Exercise
      1.Martia Eka Saputri
      2.M.Kholiqul Hamdi

H. INTERJECTION and QUESTION
WORD “WH” (What, Who, Where, Whence, When, Why, How, How Many, How Much, With Whom, What Time, What for, By What)**Masing-masing diberi contoh dalam 2 kalimat lengkap.
Beri Latihan (Exercise).   
1.Novia Kusumawati
2.Suci Fitriani  


I .SENTENCE
a.Part of Sentence (Subject, Predicate, Object, Compliment)
b.Kinds Of Sentences (Negative Sentence, Interrogative Sentence, Negative Interrogative Sentence, Positive Sentence, Passive Semtence, Imperrrative Sentence)
     1.    Arif Satrio Wibowo
     2.    Dwi Angga Desfita
     3.    Rasyid Akbar Suryawan
     4.    Dwi Wahyudi    

J.GERUND
a.Gerund as Subject
b.Gerund as Object of Transitive Verb
c.Gerund as Object of preposition
d.Gerund after Article
f.Gerund after Demonstrative Adjective
g.Gerund after Possessive Adjective
h.Gerund after some verbs
i.Gerund after some expression
j.Beri Latihan (Exercise ) 

1.Fiktaj Praditiatama
2.Agus Fadilah S
3.Novi Yanti   


K .ACTIVE AND PASSIVE VOICE
a.Simple Present Tense
b.Simple Present Continuous Tense
c.Present Perfect Tense
c. Past Tense
d.Past Continuous  Tense
e.Past Perfect Tense
f.Future Tense
g.Future Perfect Tense
h.Modal+be+Verb III (Past Participle)
i.Modal + be+ Verb III (Past Participle)
j.Exercise

    1.Joni Affandi    2.Wiwit Yulianti      3.M.Tafsirul Ikhwan 
   
L. Penggunaan Have dan Has    1.AbuZar Alghifari        2.Muchsin     

PETUNJUK :
 (Jenis Tugas : Resume Pokok-Pokok Materi Di atas)
1.TUGAS DI KETIK DENGAN                    : KOMPUTER
2.JENIS PONT/HURUF YANG DI PAKAI  : Bookman Old Style
3.BESAR PONT/HURUF YANG DIPAKAI  : 11
4.MARGIN      : {KIRI : 3 CM, KANAN : 2,5 CM, ATAS : 3 CM, BAWAH : 2,5 CM.}
5.SPASI            : 1,5 line/CM.
6.JENIS KERTAS    : KWARTO/LETTER [ 21.5 X 27 CM ]
7.TANGGAL PENYERAHAN : Paling Lambat : 3 September 2012 (JAM : 16.00 WIB)
8.TEMPAT PENYERAHAN : GEDUNG DOSEN LANTAI II (DRS.H.M.SALEH.MA)
9.Tugas setiap kelompok diserahkan  dalam bentuk print out sebanyak 1 (satu) exp., tanpa disampul plastic, kepada Dosen Pembimbing.
10.Kemudian  Seluruh Tugas Kelompok tsb., di copy/ dikirimkan ke e-mail dosen : m_salehstain@yahoo.com
11.Banyak lembar tugas tidak kurang dari 10  lembar dan tidak lebih dari 25 lembar.

12.Buku-Buku Rujukan :
a.English Grammar (Tata Bahasa Inggris Lengkap) oleh: SAM A Susanto dan Mahfan, SPd
b.Acurate Brief and Clear English Grammar Pembahsan Lengkap Tata Bahasa Inggris  oleh : Drs.John S Hartono, Drs. S.Koentjoro, Drs. Manaf Asmoro Seputro
c.Basic English Grammar oleh Betty Schrampfer Azar
d.Understanding and Using English Grammar oleh Betty Schrampfer Azar
e.Fundamentals of English Grammmar oleh Betty Schrampfer Azar
f.English Grammar in Use A Refrence and Practice Book for Intermediate Student oleh Raymond Murphy
g.Dan buku lainnya yang sesuai dengan pokok-pokok Materi di atas.

Sabtu, 09 Juni 2012

AKHLAK SUAMI ISTRI DALAM ISLAM

AKHLAK SUAMI ISTRI DALAM ISLAM Oleh: Ali Akbar bin Agil PROF. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki, ulama besar dari kota Makkah, dalam bukunya Adabul Islam Fi Nidzaamil Usrah, mengetengahkan adab, etika, dan akhlak pasangan suami-istri dalam berkeluarga. Dalam bukunya dijelaskan tentang pentingnya akhlak pergaulan baik dari pihak suami maupun istri. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban dan keharusan untuk menjadikan akhlak rumah tangga nabi sebagai pedoman paripurna. BAGI SANG SUAMI Hal pertama yang wajib diketahui dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap welas asih, cinta, dan kelembutan. Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman; وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً “Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Majah,“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik perlakuannya kepada keluargaku.” Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami dianjurkan untuk memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar. Adakalanya seorang suami menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi gagal memperlakukan keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat. Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan kesabaran agar ia tangguh dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami yang tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi cinta dan rasa sayangnya kepada istri. Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami dalam mengurusi para istrinya. Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.” (HR. Muslim). Contoh seorang suami yang penyayang lainnya dapat kita simak dari kisah Sayidina Umar bin Khaththab Ra. Beliau yang terkenal ketegasan dan sikap kerasnya dalam mengahadapi kemungkaran, pernah berkata saat didatangi oleh orang Badui yang akan mengadukan sikap cerewet istrinya. Di saat bersamaan, Umar pun baru saja mendapat omelan dari istri dengan suara yang cukup keras. Umar memberi nasihat kepada si Badui, “Wahai saudaraku semuslim, aku berusaha menahan diri dari sikap (istriku) itu, karena dia memiliki hak-hak atas istriku. Aku berusaha untuk menahan diri meski sebenarnya aku bisa saya menyakitinya (bersikap keras) dan memarahinya. Akan tetapi, aku sadar bahwa tidak ada orang yang memuliakan mereka (kaum wanita), selain orang yang mulia dan tidak ada yang merendahkan mereka selain orang yang suka menyakiti. Aku sangat ingin menjadi orang yang mulia meski aku kalah (dari istriku), dan aku tidak ingin menjadi orang yang suka menyakiti meski aku termasuk orang yang menang.” Umar meneruskan nasihatnya, “Wahai Saudaraku orang Arab, aku berusaha menahan diri, karena dia (istriku) memiliki hak-hak atas diriku. Dialah yang memasak makanan untukku, membuatkan roti untukku, menyusui anak-anakku, dan mencuci baju-bajuku. Sebesar apapun kesabaranku terhadap sikapnya, maka sebanyak itulah pahala yang aku terima.” Keempat, seorang suami hendaknya mampu mencandainya. Adanya canda dan tawa dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa. Suami yang ingin menunaikan hak-hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra. Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri membutuhkan sikap manja dari suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk istrinya. Maurice J. Elias Ph. D dkk dalam bukunya Emotionally Intelligent Parenting: How to Rise a Self-Disciplined, Responsible, Socially Skilled Child, menyinggung fungsi humor dalam proses kimiawi dan psikologis tubuh kita. “Humor kecil sehari-hari seperti vitamin ampuh untuk membangun dan mempertahankan kemampuan Anda secara positif menanggapi tugas-tugas keayahbundaan dan tantangan hidup lainnya.” Menyisipkan humor dalam hubungan dengan pasangan dan anak-anak, menurut Maurice, dimaksudkan untuk menjaga agar kita tetap dalam kerangka berpikir optimis. “Cobalah melakukan hal-hal yang bisa membawa Anda ke dalam suasana humor setiap hari, meskipun hanya sebentar. Kalau tidak bisa setiap hari, coba sesering yang bisa Anda lakukan,” pesannya dalam buku yang telah dialih bahasakan berjudul Cara-cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ. AKHLAK SANG ISTRI Adapun kewajiban bagi pihak istri adalah tidak akan membebani suaminya dengan hal-hal yang tidak sanggup ia kerjakan dan tidak menuntut sesuatu yang lebih dari kebutuhan. Sikap ini dapat menjadi bantuan untuk suami dalam urusan finansial. Akhlak pertama bagi pihak istri.Alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa qana`ah, cermat dalam membelanjakan harta demi mencukupi suami dan anak-anaknya. Dahulu kala, para wanita kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari memperoleh harta yang tidak halal. Kami akan sanggup menahan rasa lapar namun kami tak akan pernah sanggup merasakan siksa api neraka.” Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada suaminya, mendahulukan hak suami sebelum hak dirinya dan kerabat-kerabatnya. Termasuk dalam masalah taat kepada suami adalah berlaku baik pada ibu mertua. Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak, hendaknya mendidik mereka dengan pendidikan yang baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan mereka dengan doa yang baik pula. Semuanya itu merupakan implementasi bakti istri kepada suaminya. Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak mengadukan urusan rumah tangga dan mengungkit-ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit hati dalam pelbagai forum. Hal yang sering terjadi pada diri seorang wanita yaitu menceritakan keadaan buruk yang pernah menimpanya kepada orang lain. Seakan dengan menceritakan masalah yang melilit dirinya urusan akan terselesaikan. Namun yang terjadi sebaliknya, keburukan dan aib keluarga justru menjadi konsumsi orang banyak, nama baik suami dan keluarga terpuruk, dan jalan keluar tak kunjung ditemukan. Bentuk adab kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari suami. Mengenai hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda, “Hendaknya seorang wanita (istri) tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan seizin suami. Jika ia tetap melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat atau kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Ibnu `Asakir dari Abdullah bin Umar). Demikian halnya dalam masalah ibadah non-wajib seperti puasa sunnah, hendaknya seorang istri tidak melakukannya kecuali setelah suami memberi izin. Betapa indah kehidupan pasangan suami-istri yang menjadikan rumah tangga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam sebagai titik singgung dalam menghidupkan hubungan harmonis. Tidak ada yang sempurna dari pribadi pria sebagai suami dan wanita sebagai istri. Kelebihan dan kekurangan pasti adanya. Suami-istri yang sadar antara hak dan kewajibannya akan melahirkan generasi penerus kehidupan manusia yang saleh, pribadi bertakwa, dan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama. Membina rumah tangga bahagia perlu keterampilan, kepandaian, dan kebijakan pengelolalnya. Masing-masing pasangan dituntut untuk pandai dan bijak mengelola rumah tangga keduanya, pandai dan bijak mengelola hubungan dengan buah hati mereka, pandai dan bijak mengatur waktu antara bekerja dan bercengkrama dengan pasangannya, pandai dan bijak mengelola keuangannya, bahkan pandai dan bijak mengelola cintanya.

Kamis, 31 Mei 2012

JURUS ANTI GALAU

JURUS ANTI GALAU GALAU adalah sebuah kata yang akhir-akhir ini semakin populer terutama dikalangan anak mmuda bangsa ini. Kata ini digunakan sebagai ungkapan seseorang yang tengah dilanda rasa gelisah,cemas, suntuk, kepedihan dan kesedihan serta perasaan-perasaan tak enak lain yang ada di dalam jiwanya. Ungkapan ini sering sekali disebutkan oleh seseorang dan kadang tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan bahwa dirinya sedang galau atau kacau. Ungkapan ini menjangkiti tidak seaja kalangan muda tapi juga sudah hampir seluruh orang, baik di kalangan pejabat, pegawai, buruh, pengangguran, kaya, miskin, tua, muda, pelajar ataupun santri ikut pula menyemarakkan dan mempopulerkan ungkapan ini sehingga menjadi sangat masyhur di negeri kita ini. Sesungguhnya rasa resah, gelisah (galau) ini akan terus dirasakan dan akan menjadi beban psikologis yang cukup berat jika tidak cepat dicari solusinya yang tepat.Semakin ia dibiarkan bersemayam dalam hati seseorang dan tidak dicarikan solusinya maka tidak menutup kemungkinan depresi dan stress akan hinggap dalam diri seseorang.Hal ini akibat persoalan hidup terutama soal/keadaan ekonomi yang semakin tak menentu, harga barang-barang semakin tak terkendali, persoalan politik yang tak menentu, persoalan sosial lainnya yang menuntut kearifan untuk menghadapinya. Persoalan-persoalan di atas menyebakan pada terjebaknya seseorang dalam kesibukkan dan rutinitas yang kadang agak susah untuk keluar dari persoalan itu. Dan ketika sampai pada puncak kejenuhan yang tinggi maka seseorang dapat saja mengambil langkah pragmatis dalam penyelesaian problema hidup. Pada dasarnya, manusia adalah sosok makhluk yang lemah dan bergelimang dosa. Wajar jika disebut sebagai makhluk yang paling sering dilanda kecemasan, apalagi ketika dihadapkan pada permasalahan hidup. Inilah fitrah bagi setiap insan yang memiliki akal pikiran dan tidak perlu dirisaukan karena Allah Subhanahu Wata’ala telah menyiapkan penawarnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala di dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat ke 28 yang artinya : الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.” Orang yang senantiasa mengingat Allah SWT dalam segala hal yang dikerjakannya, tentu akan memiliki dorongan positif pada diri dan jiwanya. Karena dengan mengingat Allah SWT dalam menghadapi segala persoalan, pikirannya akan jernih dan bijak serta jiwanya diselimuti ketenangan dan ketentraman. Dan sudah merupakan janji Allah SWT, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketentraman-ketentraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya. Ayat-ayat Penawar Rasa Galau Ayat pertama, berserah diri kepada Allah SWT. Kita sangat dituntut untuk memiliki semangat bekerja keras, namun apapun hasilnya harus diserahkan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“ (QS: al Insyirah: 7-8). Dengan berserah diri kepada Allah, sesorang akan melakukan apapun dengan ketenangan dan kenyamanan bathin karena ada jaminan Allah Subhanahu Wata’ala yang senantiasa memelihara ciptaan-Nya. Allah SWT berfirman: وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaaq : 3). Ayat kedua, bersabar karena Allah. Bersabar disini bukan berarti menunggu dan pasrah begitu saja, sabar dalam artian menerima takdir Allah sebagai yang terbaik dan senantiasa mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik pula. Allah menegaskan di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat ke 200 yang artinya: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اصْبِر واْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, supaya kamu beruntung.” Dan sesungguhnya dengan bersabar Allah sedang menyertai kita. Bukankah suatu kemuliaan bagi manusia jika sang Maha Pencipta sudi menyertai hidupnya? Inilah janji Allah dalam firman-Nya; يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣ “Wahai orang-orang yang beriman mintalah pertolongan dengan cara bersabar dan melakukan shalat, Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153). Ayat ketiga, berteguh hati dan fikiran. Flash-back terkait makna ‘galau’ jika dipahami keresahan hati, maka kita sebagai umat Islam harus memiliki keteguhan hati dan fikiran bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah mengatur semesta alam ini. Jadi, tidak ada lagi kebimbangan mau jadi apa dan kemana masa depan kita, yang penting lakukanlah apa yang terbaik yang dapat dilakukan. Berikut Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah Subhanahu Wata’ala) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105) Ayat keempat, Jangan mudah bersedih. Sebagai umat Islam, kita harus merasa beruntung dalam berbagai hal kehidupan. Karena Islam telah merangkum aturan hidup manusia hingga akhir zaman, dan tidak sepatutnya seorang hamba Allah Subhanahu Wata’ala bersedih kecuali sedih karena dosanya. Allah Subhanahu Wata’ala memotivasi kita dalam firman-Nya; لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala bersama kami.” (QS. At Taubah: 40) Ayat kelima, menghadap Allah Subhanahu Wata’ala. Adukanlah semua permasalahan kepada Allah Subhanahu Wata’ala karena pasti Allah Subhanahu Wata’ala mempunyai semua solusinya. Sangat wajar jika kita menemui masalah dalam menjalani kehidupan ini, namun jangan pernah mundur atau takluk pada permaslahan itu. Allah Subhanahu Wata’ala sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari: يَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ “Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah 5) Dan masih banyak lagi ayat-ayat dari Allah yang mendorong umat Islam untuk tidak menjadi bagian dari orang yang mengkampanyekan ‘galau’, karena dengan berkoar-koar dirinya dalam ke-galau-an maka dia telah menurunkan derajatnya menjadi manusia yang tidak bersyukur dan enggan berfikir. Kesimpulannya, umat Islam tidak akan mudah terjebak dalam dalam ‘galau’ jika mau mendekatkan dirinya selalu kepada Allah SWT.

Minggu, 06 Mei 2012

KEHILANGAN

KEHILANGAN
By Syaefudin Simon
Setiap manusia pasti pernah mengalami kehilangan -- tidak saja harta, tapi juga kesehatan, kehormatan, kekasih, cinta dan kasih sayang. Bahkan, keberhasilan yang dicapai seseorang pada sisi tertentu sebetulnya terdapat sesuatu yang hilang. Entah itu tenaga, uang dan sebagainya.
Ada orang yang bisa bersabar menerima musibah kehilangan. Namun, banyak pula yang bingung, stres, bahkan gila karena tidak bisa menerima kehilangan tersebut. Keterikatannya yang kuat pada sesuatu yang dimilikinya menjadikan jiwanya terputus dan hampa jika sesuatu itu hilang.
Kehilangan bisa menimpa siapa saja. Tak pandang bulu. Lelaki, perempuan, anak-anak, orang tua, orang desa, orang kota. Siapa saja. Ini karena kehilangan adalah sebuah proses yang harus dilalui dalam perguliran kehidupan.
Di dunia, kehilangan pada hakikatnya merupakan unsur esensial dalam proses penciptaan. Bunga mawar merekah, kuntum pun hilang. Tanaman mekar, biji pun hilang. Fajar menyingsing, malam pun hilang. Kematian datang, hidup pun hilang.
Dalam hal terakhir ini, banyak orang menganggap kehilangan hidup adalah tragedi terbesar dalam perjalanan sejarah manusia. Itulah sebabnya, orang berusaha mempertahankan hidup dengan sekuat tenaga dan biaya. Bahkan untuk mempertahankan hidupnya, tak sedikit orang yang rela mengorbankan apa saja -- termasuk keimanannya. Padahal, kehilangan hidup (MATI)  adalah sesuatu yang alami, yang pasti akan terjadi.
hidup memang karunia Allah terbesar pada ciptaan-Nya. Sejauh ini tidak ada orang yang mampu menciptakan hidup. Robot canggih dengan sejuta mikrochip dan sensor elektrokimiawi pun tidak mampu menjalani hidup seperti halnya makhluk hidup ciptaan Allah.
Bagaimana dengan kematian? Kematian, sesungguhnya tidak kalah menakjubkannya dengan hidup. Kematian, sebagaimana hidup, adalah karunia terbesar dari Allah kepada makhluk ciptaan-Nya. Sebab, kematian -- tidak seperti matinya robot ciptaan manusia -- merupakan gerbang dari kehidupan baru.
Alquran, misalnya, memandang kematian sebagai awal kehidupan yang sebenar-benarnya. Itulah sebabnya, sufi Yazid Bustomi, sangat heran mengapa orang takut mati. Bukan kehidupan yang takut pada kematian, kata Yazid Bustomi, tapi kematian yang seharusnya takut pada kehidupan. Kesadaran Bustomi ini muncul karena ia melihat kematian sebagai awal dari kehidupan yang hakiki.
Bila kita melihat ini, maka kematian sesungguhnya jauh lebih menakjubkan dibanding kehidupan. Ini karena kematian merupakan awal dari kehidupan manusia yang benar-benar riil, adil, peka, dan segalanya. Allah, misalnya, melukiskan kehidupan dunia ini sebagai senda gurau dan permainan. Sedangkan hidup setelah kematian adalah sebuah kehidupan yang sebenar-benarnya kehidupan. ''Dan tiadalah kehidupan dunia melainkan suatu senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itulah yang merupakan kehidupan sebenarnya kalau mereka mengetahui (QS. 29: 64). Untuk itulah, Allah selalu mewanti-wanti manusia untuk membekali diri dalam mengarungi kehidupan yang sebenar-benarnya. ''Bertakwalah kepada Allah, wahai manusia. Perhatikan apa yang telah kau perbuat untuk kehidupan akhiratmu.'' (QS. 59:18). 

MEMAHAMI EMPAT ISTRI  
(SEBUAH RENUNGAN)
Istri saya ada empat. Ini yang tidak banyak diketahui orang banyak. Tak apa... bukan itu intinya. Intinya adalah kejadian berikut ini, ketika saya menanyakan loyalitas mereka pada saya satu persatu. Saya tidak yakin semua istri saya adalah orang yang setia dengan saya. Atas dasar itulah kemudian saya tanya mereka satu persatu.
Saya urut dari yang paling akhir, dengan satu pertanyaan saja: "andai aku mati, sampai kemana kau akan mengantarku?"
Istri keempat saya menjawab: "saya hanya bisa mengantar kanda sampai pagar rumah saja..." menyedihkan...! Tapi tak apalah. Itu sebuah jawaban yang jujur darinya.
Lalu istri ketiga saya menjawab: "saya akan antarkan kanda sampai ke pemakaman, dan setelahnya aku pulang kembali ke rumah.." lumayan setia dibanding istri keempatku.
Kemudian istri kedua membuatku terharu, ia menjawab: "aku akan ikut abang dalam liang lahat, aku mau ikut dikubur bersama abang...." Oh, betapa trenyuhnya hatiku.
Dan yang lebih membuatku trenyuh adalah jawaban istri pertamaku: "aku akan mengantarkan abang menghadap Sang Khaliq Illahi Robbi......" cukup mebuatku tercengang atas kesetiaan istriku yang pertama ini.
Kita semua sesungguhnya mempunya istri empat. Tak hanya saya saja.
Istri keempat itu adalah harta benda, inilah sebuah gambaran dalam realitas sosial bahwa istri yang ke empat ini biasanya digambarkan dengan seorang wanita yang masih muda belia, cantik, menggiurkan, seluruh manusia mendambakan untuk mendapatkannya. Kadangkala malam jadi siang. Kaki jadi kepala dan kepala jadi kaki untuk mengusahakannya. Tentu setelah direnungkan, sewaktu jasad kita meninggalkan rumah, ternyata kesetian istri ke-empat (harta benda) ini hanya sampai di depan rumah (pagar)saja, nah inilah kesetiaan harta benda yang kita perjuangkan selama hidup kita.
Istri ketiga adalah keluarga, sanak-famili dan handai taulan serta teman-teman.Pada saat kita masih berada di sisi mereka, mereka ini adalah orang-orang yang setia sekali menemani kita. Istri/Suami yang dulul mengatakan bahwa akan sehidup semati namun pada kenyataan setelah kita wafat/meninggal, mereka akan datang dalam pemakaman kita, dan setelahnya mereka akan kembali dan tenggelam dalam rutinitas duniawi mereka. Entah mau mengingat kalian yang terbaring sendiri di gelapnya kubur atau tidak.
Dan istri kedua adalah jasad yang kalian miliki. Jasad kita yang dulu disanjung-sanjung karena kecantikan atau kegantengannya, atau kekuatannya, namun kini setelah jasad itu terbujur kaku maka kemudian jasad inipun ikut dikuburkan dengan kita. Jasad yang dahulu menjadi wadah kita untuk hidup, kini yang menemani jasad kita adalah ulat dan kemudian habis ditelan cacing.
Terakhir adalah istri pertama yakni amal ibadah dan amal kebajikan kita. Inilah istri yang akan mengantarkan kita dengan sangat setia menghadap Sang Khaliq, Allah SWT... Ringkasnya, kembalilah setia pada istri pertama pertama, karena dialah istri yang paling setia. Tentu saja, tanpa harus mengkhianati istri-istri yang lain. Merekapun perlu dijaga karena sudah menjadi tangung jawab kita.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi kita untuk terus melakukan kebaikan dimana dan kapanpun. Wassalam.